Oleh: Syaikh Abdurrahman Hasan Alu Syaikh.
Peneliti: Syaikh Abdul Aziz Abdullah Bin Baz
Firman Allah,
"Mereka (orang-orang munifik) berkata, andai kata ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) disini, katakanlah , 'sekira kamu berada dirumahmu niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu keluar (juga) ketempat mereka terbunuh'. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah maha mengetahui isi hati"
(QS. Aali Imran (3):154)
Firman Allah,
"Orang-orang yang mengatakan kepada saudara-saudaranya dan mereka tidak turut pergi berperang, 'andaikata mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh' Katakanlah, tolaklah kematian itu dari dirimu, jika kamu orang-orang yang benar."
*QS. Aali Imraan (3):69)
Diriwayatkan dalam shahih Muslim dari Abu Hurairah RA bahwa rosulullah SAW bersabda,"Bersungguh-sungguhlah dalam menuntut apa yang bermanfaat bagimu dan mohonlah pertolongan kepada Allah (dalam segala urusanmu) serta janganlah sekali-kali kamu bersikap lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kegagalan, janganlah kamu berkata, 'seandainya aku berbuat demikian , tentu tidak akan begini atau begitu, tetapi katakanlah, ini telah ditakdirkan Allah dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki,' karena ucapan 'seandainya' akan membuka (pintu) perbuatan syetan.
Kandungan Bab ini:
- Tafsiran kedua ayat dalam surah Aali Imraan.
Dilarang dengan tegas untuk mengucapkan "andaikata" atau "seandainya" apabila mendapat suatu musibah atau kegagalan.- Alasanny, bahwa ucapan tersebut akan membuka pintu perbuatan syetan.
- Bimbingan yang diberikan Rosulullah SAW (ketika menjumpai suatu kegagalan atau mendapat suatu musibah), yaitu supaya mengucapkan perkataan yang baik (dan bersabarserta mengimani bahwa apa yang terjadi adalah takdir Allah).
- Diperintahkan supaya bersungguh-sungguh dalam menuntut segala yang bermanfaat (didunia) dan diakherat, dengan senantiasa memohon pertolongan Allah.
- Dilarang bersikap sebaliknya, yaitu bersikap lemah.
Bab Ucapan "Andaikata"
Maksudnya, ucapan ini sesuatu yang dilarang pada saat tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan seperti "musibah" jika telah menjadi takdir, karena ucapan ini mengandung tidak adanya kesabaran dan menunjukan sedih hati terhadap apa yang telah berlalu, yang tidak mungkin terulang lagi. Maka wajib yang dilakukannya adalah bersikap pasrah kepada takdir dan bersabar atas apa yang menimpa seorang hamba yang tidak diinginkannya. Beriman kepada takdir adalah salah satu dasar dari dasar-dasar dari iman yang keenam.Firman Allah ta'ala (QS. Aali Imran (3):154) diatas adalah perkataan sebagian kaum munafik pada perang uhud, karena mereka takut, khawatir dan lemah.
Ibnu Ishaq berkata, "Yahya bin Abbad bin Abdullah bin Zubair bercerita kepadaku dari ayahnya dari Abdullah bin Zubair" ia mengatakan, bahwa Zubair berkata, "Sungguh aku mendapati diriku bersama Rosulullah SAW ketika rasa takut telah menimpa kami dengan amat sangat. Allah mengirimkan tidur kepada kami, tidak seorangpun dari kami melainkan dagunya didadanya, ia berkata,"Maka demi Alloh sungguh aku mendengar ucapan Mu'attib bin Qusyair, aku tidak mendengarnya melainkan bagaikan mimpi' ia berkata, 'Andaikata kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tidak akan terkalahkan dan) tidak akan ada yang terbunuh diantara kita disini'.
Lalu aku menghafal perkataan darinya, dan pada saat itulah Allah Azzawa Jalla menurunkan . "Mereka (orang-oreng munafik) mengatakan: "Andaikata kita memiliki sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya (kita tidak akan terkalahkan dan) tidak akan ada yang terbunuh diantara kita disini" Hal itu dikarenakan pernyataan Mu'aatib tersebut (HR Ibnu Abi Hakim)
Dari : Kitab Fathul Majid
Judul Asli: Fathul majid Syarh